Pohon Johar, Peneduh yang Berwarna
Cassia Siamea Lamk atau yang biasa dikenal dengan nama pohon Juwar oleh masyarakat Sunda dan Betawi, lalu Johar di daerah Jawa Tengah dan Banyuwangi, dan Bujuk di pulau Sumatera merupakan pohon yang masuk dalam Divisi Magnoliophyta, Ordo Fabales, dan Famili Fabaceae.
Pohon Johar ini tersebar di daerah Asia, terutama di tempat asalnya yaitu Asia bagian selatan dan Asia bagian tenggara, penyebarannya sangatlah alami. Pohon ini biasanya ditanam secara luas di hampir semua daerah tropis. Tanaman peneduh yang satu ini sangatlah bersahabat dan tidak merepotkan karena dapat tumbuh dengan baik di berbagai macam kondisi tempat, namun akan jaug lebih cocok apabila pohon Jogar ditanam dan dibudidayakan di dataran rendah ropika dengan iklim musonnya yang memiliki curah hujan berkisar 500 sampai dengan 2800 mm pertahunnya, dimana temperatur nya sekitar 20 sampai dengan 31 derajat Celcius.
Ciri fisik daripada pohon johar yaitu tingginya yang dapat mencapai 20 meter dengan warna daun yang hijau terang serta percabangan yang melebar membentuk tajuk padat dan membulat. Akar pohon Johar berjenis akar tunggang dengan warna coklat kehitaman, batangnya berbentuk bulat, tegak lurus dan pendek, kulitnya cukup kasar, berwarna putih kotor dengan cabang – cabangnya serta berkayu. Daun pohon ini biasanya menyirip genap dan majemuk dengan panjang 10 sampai dengan 35 centimeter, tangkainya bulat torak sekitar 1,5 sampai dengan 3,5 centimeter.
Bunga pohon yang satu ini biasanya muncul secara majemuk di ujung batangnya dengan kelopak yang terbagi lima, memiliki warna hijau yang kekuningan. Tangkai sari dari bunganya berwarna kuning dengan kepala sarinya yang ceoklat, putih yang memiliki warna hijau kekuningan, daun pelindung bunganya juga cepat rontok sehingga menyebabkan mahkotanya lepas.
Pohon peneduh yang satu ini biasanya ditanam dalam sistem pertanaman agroforestry, mulai dari menjadi tanaman sela, tepi, atau sebagai penghalang angina. Daun pohon Johar dapat dijadikan pakan ternak ruminansia, tetapi tidak untuk unggas dan babi karena dapat menjadi beracun bagi binatang non ruminansia.